CERITA DINDA
Malam itu pemandangan tak asing lagi, ketika
mereka ibu dan ayah dinda bertengkar lagi dan dinda yang masih kecil hanya
menatap polos wajah kedua orang tuanya bersama doni kakak laki-lakinya,
"kenapa kamu hanya nganggur dirumah aku ini istrimu aku butuh nafkah
darimu dan lihat anak-anakmu apa kamu gak kasian" ayah dinda hanya
menjawab "persetan dengan ini tutup mulutmu,, jangan buatku marah"
prtengkaran yang semakin menjadi hoby mereka membuat rumah terasa beda walau
dinda belum mengerti tapi doni merasakannya
Pagi itu entah kenapa ayah dinda pamit untuk
bekerja "nak,, ayah pamit ya" dinda menatap polos ayahnya "loh,
ayah mau kemana" ayah dinda menjawab "ayah mau kerja, dinda mau ikut
ayah gk??" "Gk mau yah soalnya dinda mau sekolah" dan ternyata
itu pertemuan terakhir dinda dengan ayahnya, dinda yg msih kecil begitu polos
tidak mengerti bahwa keadaan rumahnya sekarang semakin hampa
Kini dinda kelas 2 SD dia masih berfikir
kenapa kehidupannya beda dengan teman-temannya, dewi teman dinda dia sekolah
selalu diantar ibunya atau ayahnya sedangkan dinda diantar kakek atau neneknya
karna ibu dinda sibuk kerja, dewi selalu dipeluk ayahnya? Kenpa dinda gk? Dewi
selalu dimanja orangtuanya bahkan selalu dimandikan dengan orantuanya? Tapi
kenapa dinda gk? Dewi selalu belajar, shalat, ngaji bareng sama orangtuanya?
Tpi kenapa dinda gk? dinda hanya duduk termenung dalam lamunan panjangnya dia
teringat ayahnya tapi dia lupa wajah ayahnya, dia ingin brtanya pada ibunya
tapi dinda takut dinda hanya bisa memendam rasa sepinya :(
Hingga disaat dinda kelas 1 SD dia mndengar
klau ibunya ingin menikah lagi dan cerai dgn ayah kandungnya, sebenarnya dinda
Gk mau punya ayah tiri tpi dia gk bolh egois ini saatnya dia untuk brfikr
se'Dewasa mngkin, dengan sebisa mungkin tuk jadi cewek kuat dia meyakinkan diri
untuk siap bertemu calon ayahnya,
Malam itu,, dinda
duduk termenung menatap bulan dia menunggu kedatangan lelaki itu lelaki yg akan
jadi bagian dari keluarganya, Sesaat kedatangan lelaki itu seperti ditusuk pedang
rasanya melihat lelaki itu dinda menangis air matanya menetes terlalu banyak
kini rasa sakit dihatinya terlalu dalam, ibunya trlihat bahagia dgn lelaki itu
dan dinda mau tidak mau harus merestui pernikahan ibunya "asal ibu bahagia
aku ikhlas kokh, air mata ini adalah air mata bahagia" "terimakasih
nak, ibu sayang sama klian brdua" mereka brpelukan tpi rasa sakit itu
masih membekas
Tahun berganti tahun bulan berganti bulan tak
terasa pernikahan ibu udah 6 tahun lebih, dan selama itu dinda harus menahan
rasa sakitnya. Dirumah dengan kakek dan nenek setiap malam hanya sepi yg hadir,
entahlah.... dinda tiba" teringat wajah ayah kandungnya walau tidak
terlalu jelas tapi dia tau itu ayahnya, ayah yg udah buat dinda harus
kehilangan kebahagiaannya, secara diam" dinda mencoba cari tau keberadaan
ayahnya walau tanpa batuan siapapun, Tiba" dia sampai disebuah rumah yg
lusuh dan kurang layak huni entah kenpa dinda ingin berkunjung dirumah itu,
dinda bertemu dengan seorang wanita muda "maaf, adek nyari sapa??"
"apa mbak tau rumahnya pak firman" "firman itu ayah saya hehehe
tpi yg nmanya firman disini bnyak " sekilaz waktu melihat keadaan rumah
mbak itu, Dia melihat foto yg udah usang tpi masih cukup jelas foto gadis kecil
itu "inikan fotoku mbak" "gk usah ngawur dek, ini itu foto adek
tiriku soalnya dulu ayah saya menikah dgn ibunya dinda" "saya dinda
mbak" dia memeluk mbak yg tdi itu dia menangis dan ingin segera ketemu
ayahnya "ayah mana mbak" "ayahmu....." "ayah kenapa mbak??"
"Ayahmu udah meninggl 2 tahun lalu" dinda terpaku dengan keadaan ini
dia tidak menyangka ayah bakal pergi dan Lebih sakitnya saat ayahnya gk ada dia tidak disampingnya,
Setelah dia tau ayahnya pergi
dinda mulai bisa menerima keadaan dan bersyukur masih ada sebuah keluarga yg
dimilikinya sekarang, dinda mulai belajar dari masa lalu...
"ketika kamu mulai jatuh jgan berusaha nyari uluran tanngan org
lain, HARUSNYa berusaha untuk bangkit sendiri"
==>ThE^__^End<==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar